Selasa, 05 September 2017

Mengatasi kesulitan air bersih pada waktu musim kemarau

Kondisi alam di desa kami banyak yang berbukit-bukit. Sebagian penduduk membangun rumah di daerah-daerah yang jauh dari sumber air atau diatas bukit, sehingga mereka hanya mengandalkan kebutuhan air dari resapan pada waktu musim hujan saja. 
Secara otomastis, pada saat menghadapi musim kemarau, kebutuhan akan air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci di mulai kekurangan. Sebagian besar penduduk mengandalkan air bersih dari sumur menggunakan pompa air. Ada pula yang menggunakan selang plastik/pipa untuk mengalirkan air ke rumah khususnya yang tinggal di daerah yang lebih rendah. Karena persediaan air di sumur-sumur sudah mulai mengering, sebagian penduduk yang lain sudah mulai mencari air ke sungai-sungai terdekat untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci. 
Grumbul Kali Blundeng yang dihuni tidak kurang dari 50 kepala keluarga merasa kesulitan saat menghadapi musim kemarau. Melihat kondisi seperti ini, kami kelompok tani ternak "Mugi Lestari" melalui hasil musyawarah kelompok mengajukan program untuk membuat bak penampung air untuk selanjutnya disalurkan ke warga-warga di daerah kami.

Dokumentasi Photo Lokasi Usulan (Agustus 2017)
Pembangunan Bak Penampung Air Bersih

rencana ini kami tuangkan dalam program kerja dan selnjutnya melakukan usulan ke dinas terkait. Semoga dengan terealisasinya kegiatan pembangunan bak penampung air, akan membantu warga di desa kami dalam menghadapi musim kemarau ditahun berikutnya.

Budidaya Tanaman Jambu Biji Merah

Setiap manusia diwajibkan untuk berusaha, menjemput rezekinya dengan cara bermacam-macam. Mulai menjadi kuli bangunan, pedagang, pegawai, nelayan, petani, PNS, dan lain sebagainya. Itu semua hanyalah wujud usaha (ikhtiar) saja, adapun hasilnya ialah mutlak kuasa Alloh robbul 'alamin. Namun demikian, kita harus mengupayakannya semaksimal mungkin dengan disertai doa tentunya.
Salah satu bentuk usaha yang saya lakukan adalah dengan menanam pohon jambu biji merah. Alhamdulillah setelah memasuki tahun kedua, pohon jambu yang kami budidayakan mulai menghasilkan buah meskipun belum maksimal.




Untuk sementara, buah yang ada masih sebatas untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian untuk dibagikan kepada tetangga sekitar. Sebagian juga sudah ada yang dijual.
Di bulan Juni kemarin, sudah bisa menghasilkan buah kisaran 50 kg, maklum baru "menceri".
Perawatan memang sangatlah diperlukan untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Keterbatasan tenaga dan waktu kadang menjadi kendala kami dalam mengelola secara maksimal.
Namun, kami akan tetap semangat dan terus bekerja keras supaya apa yang kami harapkan bisa terwujud, yakni menjadi sumber penghasilan yang penuh keberkahan. Semoga!